Merbabu Membuatku Bertanya
cr: ig faiqiyah |
Sudah kali ke tiga aku mendaki gunung, bukan untuk memuaskan hobi, tapi untuk menampik misteri yang dipertanyakan oleh diri. Dan ini adalah pendakian paling melelahkan sepanjang sejarah aku mendaki.
Siang
itu cuaca tak terlalu panas, dalam hati sebenarnya was-was, takut turun hujan
yang nantinya bikin kabur pemandangan, tak apa lah dikatakan penakut hujan, toh
bukannya sok berani, aku berkata sesuai perasaan yang ada dalam hati. Beruntungnya,
air tak turun begitu saja, ternyata ia
masih berproses, naik ke angkasa untuk kemudian jatuh merayap di udara.
Dalam
benakku sudah terkonsep perjalanan gunung akan seperti apa, karena ini memang
bukan pendakianku yang pertama, aku sedikit banyak sudah bisa menerka. Hal ini
juga yang membuat aku sedikit cemas, dan cemasku kala itu tak hanya melintas
dalam benak, tapi benar-benar malah menjadi nyata. Jadi begini, dihadapkan
dengan jalanan terjal mendaki, ada momen dimana motor yang –aku dan temanku
naiki tak mampu dikendarai – dengan baik. Lalu akhirnya aku mengendarai motor
sampai basecamp seorang diri. Ah nasib, padahal sudah enak berdua, di
tengah perjalanan malah harus dipisahkan oleh keadaan. Tapi ya mau bagaimana
lagi, kalau aku terus memaksa jalan berdua, aku yakin jangankan Merbabu,
basecamp satu saja tak akan pernah bisa aku capai.
Untung
saja aku sudah biasa sendiri, jadi aku bisa dengan bangga mengatakan bahwa aku
baik-baik saja. Itu sih luarnya saja, padahal sejatinya, jalanan panjang
yang diujungnya berkelok, beraspal tapi bergeronjal membuat manusia sepertiku
butuh teman mengobrol. Sudah, tak apa, kadang kita memang harus rela berjalan
sendirian supaya bisa sampai pada apa yang ingin kita capai. Dinikmati dan
disyukuri saja kesendiriannya, toh nanti akhinya juga sampai. Dan sampai
di basecamp setelah perjalanan panjang berliku, rasanya itu….. bahagia
sekali yakin.
Pendakian
ke Merbabu kami mulai tepat pukul tujuh. Melewati jalur Gancik – yang sekarang
sudah dibuka tidak hanya untuk jalur pendakian, tapi juga untuk para wisatawan,
menikmati kawasaan Boyolali diatas ketinggian, sungguh hal itu menjadi sebuah
kenikmatan, gan. Cobalah sekali-kali main kesana. Tiket masuk jalur Gancik
ternyata murah, hanya keluar uang 8500 rupiah, lalu kami melanjutkan perjalanan
sesuai arah. Sampai di basecamp kami disuguhi orang-orang dengan senyum ramah,
menu-menu makan khas gunung (baca: mie rebus) yang murah, juga fasilitas tikar
untuk sekedar merebahkan punggung yang karena berkendara motor menjadi sedikit
lelah.
Mendaki
gunung dimalam hari memang punya sensasi tersendiri. Dengan senter yang hanya
beberapa, aku pribadi terkatung-katung melawati jalan yang terjal mendaki. Ini
bukan masalah ngos-ngosan atau fisik yang tidak kuat, tapi mendaki di tengah
malam yang pekat disertai hujan yang tak begitu lebat, sungguh ini pengalaman
yang akan akan selalu diingat, entah bagian merananya, entah bagian bahagianya.
Tapi memang, mendaki selalu tentang sebuah kemeranaan, tapi yang menjadi sebuah
heran adalah kenapa malah banyak orang yang berdatangan.
Cr: ig |
Kalau
kata kebanyakan pendaki, karena mendaki gunung selalu menjadi sebuah rindu yang
berakibat candu.
Tapi
memang tidak salah ungkapan seperti itu, karena gunung selalu punya suasana
baru. Kalau di daerah tempat tinggalku, hawanya panas– sak kayahe kalo
kata pemilik akun ig d_kadoor, kalau di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
berarti panas sekali. Memang tak bisa dipungkiri, kendati sama-sama mentari ada
diatas kepala, tapi hawa di gunung lebih dingin bahkan berkali-kali lipat
rasanya. Contohnya saja air, tanpa perlu pakai yang namanya kulkas, air sudah dengan
sendirinya mendingin didalam tas. Ini bisa hemat listrik beribu-ribu watt kalau
saja tempat tinggalku sama seperti di gunung.
Selain
itu, di gunung juga tak ada yang namanya polusi. Motor dan mobil yang mewah,
gedung-gedung yang kokoh berdiri megah, pabrik-pabrik penyumbang limbah,
sudahlah menyerahlah saja jika kau mencarinya di gunung, jelas sudah jika kau
tidak akan menemukannya. Ah, andai saja tempat tinggalku di gunung, aku pasti
bisa bernapas dengan leluasa tanpa takut terkontaminasi oleh yang namanya
polusi udara, minum air juga bakal seenaknya karena tak takut airnya
terkontaminasi racun atau semacamnya.
Dan
senyum ramah yang selalu tertebar dimana-mana, selalu mampu menguatkan, dari
lelah yang tak berkesudahan. Tak banyak, pun tak sedikit orang yang entah
terang terangan entah blak-blakan bertanya, naik gunung untuk apa? Jika kau
penyuka naik gunung, kau akan jawab apa?
Online Casino - Play games from the best slot machine - KDAP
ReplyDeleteOnline Casino with instant kadangpintar play, 제왕 카지노 online 샌즈카지노 play! Play slot games like blackjack, roulette, poker and more!